9 Peran Guru Dalam Pendidikan Berkarakter
Dengan maraknya pembelajaran online saat ini banyak yang mempertanyakan tentang peran guru. Selain itu menjamurnya tutorial-tutorial yang berseliweran di google seringkali membuat kita seakan tak-butuh-guru-lagi. Tapi benarkah demikian?
Proses pembelajaran sejatinya tidak hanya transfer ilmu
pengetahuan yang sifatnya kognitif saja. Sebab jika hanya kognitif semuanya
sudah ada di internet. Ada hal-hal penting lain yang kita butuhkan namun tidak
bisa disediakan oleh google. Apa itu? Sentuhan humanisme. Proses tumbuh kembang
manusia sangat unik. Proses interaksi manusia pun berbeda dengan mesin.
Mendidik manusia sama halnya dengan mengubah peradapan.
Bagaimanapun juga proses pembelajaran online tidak
sepenuhnya bisa menggantikan peran guru seperti halnya yang terjadi saat tatap
muka. Di sisi lain masih banyak orang yang gagap saat harus mendampingi
anak-anaknya selama daring. Tak jarang kita dengar curhatan ibu-ibu di
grup-grup whattsap maupun di warung-warung sayur yang merasa stress melihat
anaknya lebih menghabiskan waktu bermain game daripada mengerjakan tugas
daring.
Banyak orangtua yang berharap sekolah kembali tatap muka
seperti sedia kala. Karena lagi-lagi fakta berbicara peran guru tidak bisa
digantikan begitu saja dengan teknologi. Ada banyak hal yang luput dari
pembelajaran murni daring. Salah satunya adalah karakter. Derasnya arus
informasi di internet di satu sisi memang membawa dampak yang positif pada
kognitif anak. Tetapi secara afektif, kadang-kadang anak menjadi kurang mampu
bersikap sopan santun, tenggang rasa dan menghargai perbedaan.
Guru memiliki peran aktif dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Guru juga memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilakuakn demi
tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Antara lain mulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran, hingga melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
Semua dibuktikan dengan perangkat administrasi pembelajaran.
Sardiman (2011: 144-146) menyebutkan ada 9 peran penting
guru dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Informator. Pada peran ini guru bertindak sebagai pelaksana mengajar informative di laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator. Dalam hal ini guru harus mampu mengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan sebagainya. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar.
3. Motivator. Guru harus mampu meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus bisa memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa. Selain itu guru juga mampu menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
4. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kemampuan berpikir anak-anak yang masih mentah masih perlu bimbingan dan arahan dari orang yang lebih dewasa agar tidak salah arah.
5. Inisiator.
Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan
hendaknya ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik. Guru yang
inovatif ini seringkali mampu menciptakan hal-hal baru yang membuat minat siswa
untuk belajar menjadi tinggi.
6. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak
selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Diharapkan dengan
kemampuannya, guru mampu mentransfer dan mampu menjadi penghubung dalam menyebarkan hal-hal yang bersifat
kebaikan pada anak didiknya.
7. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar mengajar . Caranya adalah dengan
menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang kondusif dan serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan
optimal.
8. Mediator.
Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya menengahi saat adalah masalah antar peserta didik atau bisa juga
dengan memberi solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik. Mediator juga
dapat diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan media pembelajaran
mana yang tepat digunakan selama proses pembelajaran.
9. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Guru yang dikenal memiliki akronim dari bahasa Jawa, Di gugu lan di tiru (Orang yang menjadi panutan dan bisa dicontoh prilakunya) bukan hanya bertanggung jawab mengampu mata pelajaran tapi juga mendidik moral, etika dan integritas peserta didiknya.
Pendidikan karakter menjadi PR besar di tengah
maraknya kursus-kursus online yang saat ini menjamur. Karena bagaimana pun
intelektual plus karakter adalah tujuan besar dari pendidikan yang kita
harapkan. Kita tidak cukup hanya menciptakan manusia-manusia pintar namun tidak
memiliki kepekaan sosial, sopan santun dan integritas terhadap nilai-nilai
humanisme.